Senin, 24 Maret 2008

Dalam peta ekonomi nasional, Nusa Tenggara Timur (NTT) berada pada urutan ke – 4 provinsi termiskin di Indonesia. Kondisi daerah ini yang sering menghadapi masalah air bersih, gizi buruk, penyakit muntaber, kemiskinan, kekurangan pangan, musim kemarau panjang dan tingkat pendidikan masyarakatnya yang umumnya masih rendah serta berbagai masalah lainnya membuat provinsi ini sulit berkembang, bahkan semakin membuat wilayah ini ketinggalan dari provinsi lainnya.
NTT sendiri sebenarnya memiliki potensi Sumber Daya Alam (Potensi laut, Pertambangan, Angin, Sinar matahari) serta kekayaan budaya yang cukup berlimpah. Sayang pengelolaannya yang kurang optimal, menyebabkan potensi tersebut belum bisa diandalkan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan Rakyat NTT. Dalam konteks ini maka sangat penting untuk meningkatkan SDM (Rakyat) NTT untuk mempengaruhi kepentingan dan masa depannya.
Beberapa kondisi dan solusi yang ditawarkan oleh seorang Alfons Loemau, MSi, MBus, kandidat Doktor dalam bidang Manajemen Sumberdaya Alam Universitas Indonesia, yang saat ini bertugas sebagai Karo Binamitra Polda NTT. Pria Kelahiran Atambua-Timor, 26 Januari 1951. Sebagai salah satu putera NTT, memulai penugasan selepas pendidikan AKABRI bagian Kepolisian Sukabumi pada pada tahun 1974, bertugas di kantor polisi Resort Ende Flores, kemudian bertugas sebagai pimpinan wilayah kepolisian di Polsek Menteng Jakarta Raya, dan pada saat terjadinya pembunuhan staff UNHCR PBB di daerah kelahirannya Atambua yang bersangkutan ditugaskan oleh kesatuannya Mabes Polri sebagai team penyidik dan sekaligus sebagai team Operasi Kepolisian dalam rangka serah terima senjata dari masyarakat pengungsi ex Tim Tim di daerah perbatasan Timor Leste. Pada saat bertugas sebagai penyidik senior di Komado Reserse Mabes Polri yang bersangkutan juga sebagai salah satu pejabat yang bertugas melakukan pelacakan terhadap Asset Negara sampai ke Australia yang di bawa oleh Hendra Raharja. Pada era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid ia lebih dikenal sebagai kelompok delapan pamen Polri yang mendukung keputusan Presiden Abdurahman Wahid dalam mereformasi dan menetapkan Polri keluar dari jajaran TNI ABRI, saat ini sebagai putera NTT adalah salah satu kandidat yang akan ikut mencalonkan diri dalam bursa Gubernur NTT Periode 2008-2013 dalam pandangannya berbagai hal tentang NTT dimaknai antara lain sebagai berikut :

Tidak ada komentar: